Dunia pendidikan adalah hal yang sangat krusial. Banyak sekali cara mendidik, contohnya adalah dengan cara problem based learning. Dihadapkannya siswa pada permasalahan di dunia nyata, membuat metode ini sangat tepat. Tahapan problem based learning harus dipahami untuk jadi metode pengajaran yang tepat.
Problem based learning memberikan siswa satu contoh masalah. Dari masalah itu, pemikiran kritis siswa akan muncul. Tak hanya itu, melalui cara belajar ini, siswa akan belajar bersosialisasi, menyelesaikan masalah, hingga berpikir ke depan. Dari banyaknya keuntungan, maka berikut tahapan melakukannya:
Ciri-ciri Problem Based Learning
Di Indonesia kita mengenal sistem kurikulum k-13, yang mana siswa belajar secara mandiri dan guru hanya menjadi fasilitator. Maka begitulah sistem kerja problem based learning. Di sini siswa bisa mengeksplor hal baru yang mungkin guru tidak ketahui. Maka berikut ciri-ciri problem based learning:
1. Masalah dan Pertanyaan yang Diajukan kepada Siswa
Pembelajaran berpusat pada peristiwa atau masalah yang erat kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Penyelesaian masalah ini pula diharapkan bisa membantu masyarakat. Masalah dan pertanyaan yang timbul dapat membuat siswa secara tak langsung menyelesaikan masalah sosial.
Dari pernyataan dan masalah ini siswa dapat peduli ke masalah sosial. Terlebih lagi siswa juga dapat berpikir secara luas.
2. Banyaknya Cabang Ilmu yang Terlibat
Problem based learning adalah metode belajar yang kompleks. Tak hanya belajar satu mata pelajaran, metode ini bisa menyentuh banyak ilmu dalam penyelesaiannya. Disarankan untuk memilih masalah yang menyentuh banyak ilmu tersebut. Hal ini dilakukan agar wawasan menjadi semakin luas.
Tak hanya itu, dengan memilih masalah berdasarkan ilmu yang berbeda, ini membuat siswa semakin banyak tau. Mereka juga bisa belajar hal yang tak pernah mereka pelajari sebelumnya.
3. Autentiknya Penyelidikan yang Dilakukan
Masalah-masalah yang dipaparkan adalah masalah nyata. Maka dari itu diperlukannya penyelidikan secara autentik untuk menyelesaikannya. Pada tahapan problem based learning, siswa harus mencari data yang akurat dan lengkap.
Pada akhir penyelidikan, siswa dapat mempresentasikan hasil analisisnya. Kemudian hasil analisis itu dapat didiskusikan sesama siswa dan guru.
4. Adanya Karya yang Dihasilkan
Sering didengar kata 'karya ilmiah remaja' pada sekolah-sekolah. Karya ilmiah remaja ini sendiri adalah bentuk karya dari problem based learning. Karya yang dihasilkan disajikan dalam bentuk laporan.
Laporan ini pun dapat menjadi referensi lainnya untuk siswa lainnya yang ingin memecahkan masalah yang sama. Maka dari itu laporan harus dibuat secara seksama sesuai pedoman pembuatan laporan.
5. Diskusi Antar Siswa
Diskusi adalah hal yang penting selama program problem based learning. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan berdiskusi satu sama lain.
Dengan bertukar pikiran dan solusi berikut, siswa dapat meningkatkan jiwa kritis dan mengemukakan pendapat. Juga dapat meningkatkan kerja sama.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk menjalankan problem based learning, guru perlu mengidentifikasi langkah-langkah yang ada. Hal ini bertujuan agar program mengajar menjadi efisien dan terarah. Berikut langkah-langkahnya:
1. Pengenalan Siswa Terhadap Masalah
Pertama sekali, siswa harus dikenalkan kepada masalah terlebih dahulu untuk memulai. Guru harus menjelaskan detail kepada siswa tata cara pembelajaran agar siswa tidak bingung. Setelah dikenalkan maka permasalahan dapat disajikan kepada siswa.
Permasalahan ini dapat disajikan dalam bentuk apapun. Disarankan disajikan sebagai gambar atau video agar menarik. Siswa mengidentifikasikan masalah yang telah diberi. Guru pun menginstruksikan siswa untuk menyelesaikan masalah. Maka siswa dapat mengenal masalah dan melakukan klarifikasi tentang masalah yang ada.
2. Penyelesaian Masalah dengan Brainstorming
Tahapan problem based learning selanjutnya masih membutuhkan guru untuk membimbing murid. Guru dapat membantu siswa menjelaskan secara detail masalah yang telah diberikan. Juga membantu mengorganisasikan tugas yang harus dikerjakan. Hal ini dapat membuat siswa kritis dengan menyelesaikan masalah menggunakan brainstorming.
Siswa melakukan brainstorming dengan berbagi informasi ke sesama. Hal ini dapat dilakukan dengan saling bertukar pendapat dan pemikiran. Brainstorming juga membutuhkan siswa untuk bisa memastikan data yang ada benar. Siswa dapat mengidentifikasi hal yang harus dipersiapkan untuk menyelesaikan masalah.
3. Pengumpulan Data untuk Penyelesaian
Untuk dapat menyelesaikan masalah, dibutuhkan data yang akurat dan terperinci. Siswa diharuskan untuk mencari data-data tersebut. Dari data itu mereka bisa mengkonfirmasi informasi yang ada untuk menyelesaikan masalah. Data-data ini bisa didapatkan dari banyak sumber. Contohnya seperti buku, koran, dan lainnya.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan. Juga di era digital, data tidak hanya didapati di perpustakaan, namun juga di internet. Jelajahi internet, lalu data yang akurat dan tidak hoaks bisa dipakai. Selanjutnya siswa bisa menyelesaikan masalah secara mandiri.
4. Penyajian Hasil Penyelesaian Masalah
Tahapan problem based learning yang ini adalah tahap puncaknya. Setelah proses pengumpulan data dan brainstorming telah dilakukan, siswa dapat menarik kesimpulan penyelesaian masalah. Kesimpulan ini nantinya akan dipresentasikan dalam bentuk laporan. Nanti laporan ini akan dipresentasikan kepada guru dan kelas.
Di depan kelas, siswa dapat menjelaskan masalah, menganalisis masalah yang ada, dan mengevaluasi ulang masalah tersebut. Dalam diskusi pula siswa harus memaparkan alasan kuat penyelesaian masalahnya. Teman kelas yang lain bisa memberikan pendapat mereka dan saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.
5. Pengevaluasian Penyelesaian Masalah
Langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi terhadap paparan penyelesaian masalah. Di sini, guru dapat membimbing mengulas ulang dan mereview ulang penyelesaian masalah siswa. Tak hanya sampai disitu, peserta didik yang lain juga dapat mengevaluasi penyelesaian masalah yang ada.
Langkah terakhir adalah penutupan masalah, dimana guru dapat mengevaluasi kinerja semua murid di kelas. Guru memberikan apresiasi atas partisipasi para murid. Guru juga dapat mengevaluasi kontribusi para murid dalam memecahkan masalah. Setelahnya cara mengajar dengan problem based learning pun selesai.
Di zaman sekarang ini, cara belajar tak hanya bergantung pada satu buku dan sumber ilmu saja. Kini siswa dapat belajar sendiri dengan menyelesaikan permasalahan dengan kritis. Tahapan problem based learning ini memberikan siswa kesempatan untuk belajar dari kasus dan menyelesaikannya.
Problem based learning tidak hanya mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah. Namun juga untuk menjadi mandiri, berpikiran terbuka, dan pintar berdiskusi. Oleh karena itu cara belajar ini sangat cocok untuk diterapkan.