Ikatancendikia | Contoh Jurnal Transaksi | Di zaman Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang, banyak generasi muda yang penuh semangat untuk memiliki bisnis sendiri. Apakah Anda termasuk salah satunya? Jika ya, itu luar biasa! Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mencari mitra dan menjalin kolaborasi melalui jaringan yang luas.
Rencanakan bisnis Anda dengan matang, lakukan riset pasar dan analisis pesaing, serta pastikan manajemen keuangan Anda terkelola dengan baik. Manajemen keuangan merupakan aspek krusial dalam menjalankan bisnis. Ketika memulai bisnis, banyak orang biasanya memulai dengan skala kecil terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada tahap awal, manajemen keuangan tidak perlu terlalu kompleks atau rumit.
Minimal, Anda perlu memiliki jurnal transaksi untuk membantu mengatur manajemen keuangan bisnis Anda. Jurnal transaksi ini sangat berguna untuk menyajikan informasi yang akurat, yang nantinya dapat digunakan untuk penilaian dan analisis dalam perencanaan bisnis ke depan. Jadi, apa sebenarnya jurnal transaksi itu? Ayo, simak penjelasan mengenai definisi dan berbagai jenis jurnal transaksi yang perlu Anda ketahui.Contoh Jurnal Transaksi
1. Pengertian Jurnal Transaksi
Jurnal transaksi merupakan rekaman yang memuat data transaksi keuangan, mencakup semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam suatu bisnis. Sebelum anda membuat jurnal transaksi, disarankan untuk memahami dasar-dasar akuntansi yang sederhana, yakni siklus akuntansi. Siklus akuntansi ini terkait dengan laporan keuangan bisnis.
Penting diingat bahwa laporan keuangan ini memiliki peran sentral dalam pengolahan data yang diperlukan dalam proses pembuatan jurnal. Proses pembuatan jurnal dimulai dengan mengolah data dari setiap tahap transaksi, yang disesuaikan dengan bukti transaksi yang ada. Oleh karena itu, anda perlu mengumpulkan semua bukti transaksi keuangan yang telah dilakukan.
Hal ini bertujuan agar anda dapat menghasilkan informasi akurat yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan.
2. Macam-macam Jurnal Transaksi
Terdapat paling tidak 8 jenis jurnal transaksi yang umumnya digunakan, antara lain:
1. Jurnal Umum
Jurnal akuntansi yang mencatat semua transaksi keuangan perusahaan secara sistematis dalam suatu periode tertentu. Pencatatan jurnal umum melibatkan lima akun utama, yaitu ekuitas, utang, modal, pendapatan, dan beban perusahaan.
2. Jurnal Khusus
Merupakan jurnal akuntansi yang mengelompokkan pencatatan transaksi berdasarkan jenisnya. Jenis transaksi, seperti pembelian, penjualan, kas masuk, dan kas keluar, diorganisir secara terpisah. Pencatatan jurnal khusus memberikan kemampuan menjelaskan jenis transaksi perusahaan secara rinci, memungkinkan proses data transaksi yang lebih cepat, dan mempermudah pencatatan ke dalam buku besar.
3. Jurnal Pembuka
Pencatatan saldo aset, liabilitas, dan modal yang berasal dari akuntansi periode sebelumnya. Tujuannya adalah agar saldo tersebut dapat dilanjutkan ke periode berikutnya, memastikan kelangsungan jurnal akuntansi pada setiap periode.
4. Jurnal Majemuk
Jurnal ini mencatat entri dengan minimal dua akun debit dan satu akun kredit. Dalam implementasinya, beberapa perusahaan juga dapat mencatat satu entri debit atau lebih, serta dua akun kredit atau lebih. Pembuatan jurnal majemuk bertujuan untuk mencatat transaksi dengan sifat serupa yang terjadi pada hari yang sama.
5. Jurnal Transfer
Merupakan pencatatan jumlah akun yang dipindahkan ke akun lain, biasanya dibuat untuk mencatat transaksi saat terjadi kesalahan pemesanan pada suatu akun.
6. Jurnal Penyesuaian atau Jurnal Koreksi
Berfungsi sebagai koreksi dan penyesuaian saat ditemukan kesalahan pencatatan transaksi atau transaksi yang tertinggal. Jurnal ini biasanya dibuat pada akhir periode setelah semua transaksi selesai, dan berisi akun seperti sewa bayar di muka atau beban sewa.
7. Jurnal Penutup
Digunakan untuk mengetahui catatan laba/rugi perusahaan pada siklus akuntansi tertentu. Pembuatan jurnal penutup melibatkan penulisan saldo pendapatan dan pengeluaran, dengan penutupan dilakukan melalui transfer saldo ke akun laba/rugi atau akun perdagangan. Terdapat empat akun yang dicatat dalam jurnal penutup, yaitu akun pendapatan, akun beban, akun prive, serta ikhtisar laba/rugi.
8. Jurnal Pembalik
Berfungsi untuk membuat pembalik isi jurnal penyesuaian hingga menghasilkan sebuah akun neraca. Sebagai contoh, jika saldo akun pada jurnal penyesuaian awalnya berada pada debit, dalam jurnal pembalik, saldo akun tersebut dituliskan pada kredit.
3. Cara Membuat Jurnal Transaksi
1. Memahami Prinsip Akuntansi
Adalah suatu kewajiban dan penting untuk memahami prinsip akuntansi. Dengan pemahaman ini, Anda dapat mengidentifikasi cara memasukkan transaksi ke dalam jurnal, termasuk menentukan akun yang relevan dan mengidentifikasi sisi debit dan kredit untuk setiap transaksi.
2. Mengumpulkan dan Mengidentifikasi Buktinya
Setelah memahami prinsip akuntansi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bukti transaksi. Bukti ini menjadi dasar pencatatan transaksi dalam jurnal. Proses ini tidak hanya melibatkan pengumpulan bukti saja, melainkan juga analisis dan identifikasi sesuai dengan karakteristik transaksi yang terjadi. Bukti transaksi dapat berupa nota, efaktur, kwitansi, dan dokumen lainnya.
3. Pencatatan Jurnal Transaksi
Langkah terakhir adalah melakukan pencatatan jurnal transaksi untuk membuat jurnal, seperti contoh jurnal umum di bawah ini. Pencatatan jurnal dimulai dengan menerapkan sistem double-entry, di mana setiap transaksi dicatat dengan dampak yang setara pada posisi keuangan, yaitu dalam bentuk debit dan kredit yang seimbang.
4. Contoh Jurnal Transaksi
contoh jurnal transaksi: gambar: paper.id |